Minggu, 25 Agustus 2013

38 Juta Kendaraan Sesaki Jakarta

sepeda,transportasi,macetBeberapa tahun belakangan, bersepeda ke kantor mulai menjadi alternatif solusi di tengah kemacetan. Namun, fasilitas bagi pesepeda di Jakarta masih minim sehingga dapat berisiko. Riuhnya transportasi di Jakarta terangkum dalam NGI Juni 2013 (Edy Purnomo)

Sepanjang 2012 kendaraan bermotor secara nasional mengalami pertambahan sebanyak 10.036.000 unit. Sementara di DKI Jakarta sendiri, 38.770.000 unit kendaraan bermotor telah memenuhi setiap ruas jalan dan mengakibatkan kemacetan setiap harinya.

Masyarakat berlomba-lomba membeli kendaraan pribadi karena merasa akan lebih nyaman, aman dan cepat sampai di tempat tujuan. Kenyataannya tak demikian, jumlah kendaraan pribadi yang semakin meningkat justru menjadi penyebab kemacetan di Jakarta.

Mengapa keinginan masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi semakin besar? Ada dua alasan seperti yang disampaikan oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB). Pertama, pengembangan kendaraan umum yang belum maksimal. Kendaraan umum di Jakarta masih sangat jauh dari standar memadai.

Selain fisik kendaraan yang harus aman dan nyaman, masih banyak faktor yang penting untuk diperhatikan, misalnya terjadwal dan tidak membuat penumpang menunggu sampai jangka waktu yang cukup lama (lebih dari 10 menit).

Kedua, beredar penawaran mengenai Low Cost Green Car (LCGC). LCGC merupakan kebijakan yang bermaksud untuk memproduksi mobil murah dan ramah lingkungan (rendah emisi dan hemat BBM). Ini sangat menggiurkan masyarakat, dengan harga lebih murah kita bisa mendapat kendaraan yang dapat mengurangi masalah global warming.

Padahal harga LCGC yang lebih murah adalah akibat down sizing yang menurunkan tingkat keamanan kendaraan tersebut. Akibatnya banyak kasus kecelakaan yang diduga penyebabnya adalah human error, padahal tanpa disadari faktor down sizing ini juga berpengaruh besar. Pemasaran LCGC akan mempercepat kemacetan di Jakarta yang diprediksi akan terjadi di awal 2014.

Meski LCGC belum mendapat persetujuan dari pemerintah, namun saat ini angka pemesanannya telah mencapai lebih dari 400 ribu unit sehingga dapat diperhitungkan sampai akhir tahun nanti bisa mencapai 800 ribu unit (sekitar 40 persennya dijual di Jakarta).

Mari kita manfaatkan transportasi publik yang telah disediakan serta mengurangi pemakaian dan pembelian kendaraan pribadi.
(Verena Gabriella/intisari-online.com)


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar