Riset itu juga mengatakan kalau 40 persen kandungan alumunium dari menu diet rakyat China justru ada di tepung terigu. Nah, Junshi menunjuk serbuk pengembang terigu alias baking powder pada makanan adalah biang keladinya. "Tepung terigu makanan diet masih banyak ditambahkan baking powder," katanya.
Kondisi, imbuh Junshi jadi serba salah. Soalnya, baking powdermenjadikan makanan lebih lezat. Maka dari itu, industri makanan di Negeri Tem
bok Raksasa paling doyan menambahkan zat ini.
Problem, kata Junshi muncul juga lantaran harga baking powder bebas alumunium masih mahal. "Pabrik makanan tak mau membeli baking powder seperti itu," tuturnya.
Junshi membeberkan peraturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kalau asupan baking powder beralumunium itu terbatas pada 2 miligram per kilogram berat badan. "Itu pun cuma seminggu sekali,"katanya menegaskan sembari menambahkan kalau 32,5 persen dari rakyat China justru kelebihan asupan itu.
Roti
Lebih rinci Junshi mengatakan 44 persen dampak kelebihan alumunium itu berangkat dari kebiasan menggunakan tepung terigu sebagai bahan makanan olahan. Tepung terigu kebanyakan dibuat roti (24 persen) dan camilan gorengan (10 persen).
Rakyat kawasan China Utara, terang Junshi, yang secara tradisional paling suka menyantap produk makanan berbasis terigu seperti mi, menyerap empat kali kandungan alumunium ketimbang saudaranya di China Selatan.
Riset pun menunjukkan kalau rata-rata asupan konsumsi alumunium adalah 2,9 miligram per kilogram berat badan pada rakyat China Utara. "Ini kan 1,5 kali lebih banyak dari aturan WHO tadi,"kata Junshi.
Kemudian, warta Guangzhou Daily terkait riset itu menunjukkan kalau 43 persen dari total jumlah bocah China berusia empat hingga enam tahun melahap 2,6 kali asupan sebagaimana aturan WHO itu. Riset ini sendiri mengambil 6.600 sampel dari 11 jenis makanan.
Sementara, Pusat Nasional China untuk Keamanan Pangan mengimbau agar asupan alumunium dari posisi awal 1,8 miligram per kilogram berat badan mesti diturunkan ke posisi paling banter 0,8 miligram per kilogram berat badan. Lembaga itu bilang, ke depan, kalau rakyat China makin tak acuh dengan aturan itu, risiko bahaya bakal menjulang hingga ancaman kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar